Reportase Sulut - Kapal
Tanker KM Berkat Rehobot mengangkutn BBM jenis Solar sebanyak 1.100 Ton, tujuan Bitung – Gosowong Maluku
Utara, yang dibajak pada Rabu malam, Pukul 23.00 Wita, diperiran Bitung,
belakang Lembeh kini telah terungkap dimana keber
adaan kapal, Kamis (26/02).
adaan kapal, Kamis (26/02).
Para
pelaku pembajakan yang menggunakan topeng dan memegang sajam jenis parang berjumlah
8 orang, mereka merupakan jaringan Internasional dibidang pembajakan kapal, dan
kini keberadaan kapal berada di Wilayah Cabuaya, Mati City, Davao Oriental
Negara Philipina, yang ,mana kapal tanker tersebut ditemukan oleh warga nelayan
asal Pilipina dalam posisi terkandas dikarang.
Warga nelayan
yang menemukan kapal KM Berkat Rehobot diwilayah Davao, langsung melaporkan ke
pihak keamanan pemerintah Pilipin, kemudian dilanjutkan ke Konsultan untuk
dilanjutkan pemeriksaan diatas kapal, namun kapal itu sudah dalam posisi tidak
ada orang sama sekali, yang hanya ditemukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bernama
Yopie Laheke, warga Kota Bitung dan Apolonaris, warga Talaud, ATM Mandiri dan
juga Kartu Jamsostek milik Yopi, sedangkan isi muatan BBM Solar sebanyak 1.100 Ton sudah raib,
Kini aparat Pol Air, TNI AL dan juga Konsultan
Pilipina berusaha mengevakuasi kapal tersebut keluar dari kandasnya karang,
kemudian akan diamankan dipelabuhan Davao untuk melakukan penyelidikan lebih
lanjut.
Direktur
Pol Air Polda Sulut, Kombespol Triyono Wibowo saat dikonfirmasi oleh Reportase
Sulut melalui via sms menjelaskan, Polair Polda Sulut beserta aparat yang
lainnya bersinergi memberantas kejahatan pembajakan kapal, terungkapnya kasus
ini karena beberapa dari jaringan mereka sudah kami tangkap dan kami amankan dikantor
Polair Tandurusa beberapa minggu kemarin.
Untuk
melakukan pencegahan sampai terulang kembali kasus pembajakan ini, kami minta
kepada seluruh lapisan masyarakat dan juga lembaga pemerintah untuk
berpartisipasi, saling mendukung serta memberikan informasi, agar keamanan
diperairan Sulawesi Utara bisa terjamin, dan kesejahteraan tranportasi keamanan
bisa terjamin dengan baik. “Warna kapal Rehobot masih sama seperti yang
kemarin, hanya namanya yang diganti, sedangkan para pelaku ini merupakan kelas
kakap yang beroperasi sampai diluar Negara Indonesia”, pungkas Wibowo.