
Minggu siang (07/06) Pukul 01.30 Wita, dari warga
sekitar lokasi yang beragama Kristiani menolak adanya rencana pembangunan
tempat ibadah (Masjid) tersebut mendatangi lokasi yang masih dalam tahap pembersihan
yang dilakukan oleh pengurus Masjid. Untung ketegangan antara dua belah pihak
berhasil diredam oleh pihak Kepolisian Mapolres Bitung, Urban Matuari dan
pihak Intel Kodim 1310 Bitung.
Damai itu indah didalam berkeluarga.Damai itu indah,
juga di dalam pertemanan, Damai itu indah di dalam likungan kerja, Damai itu indah
dalam hubungan dengan tetangga kita, Damai itu indah, terlebih di dalam
lingkungan Jemaat, Damai itu indah, berlaku juga dalam hidup bermasyarakat, Damai
itu indah untuk hubungan antar umat sekalipun berbeda agama dan keyakinan.
Ketegangan yang salah disk komunikasi itu dilanjutkan
dengan mediasi dilokasi antara kedua belah pihak dan yang dihadiri oleh Lurah
Girian Permai, Raigan Sendukh SH, pemilik tanah, Hi Muh Amin yang disaksikan
oleh pihak Polri dan TNI. Seusai mediasi, kedua belah pihak disuruh kembali
kerumahnya masing – masing agar tidak menimbulkan hal – hal yang tidak
diinginkan.
Permasalahan pembangunan Masjid Asy – Syuhada
telah dibahas di Kantor Lurah Girian Permai di Kantor Kelurahan Girian Permai,
Kecamatan Girian, pada tanggal 03 Juni 2015 kemarin, sehingga dilakukan pertemuan
dialog dan mengunadang pihak terkait yaitu kerukunan umat beragama, tokoh masyarakat,
tokoh adat dan tokoh pemuda.
Disamping diundangnya pihak terkait, pertemuan dialog
tersebut dihadiri oleh, Camat Girian, Aneke Tumbelaka MAP , Lurah Girian Permai,
Reagen Senduk SH, Ketua FKUB Kota Bitung, Pendeta Fangky Kalalo MTh, Sekretasis
FKUB Kota Bitung, Ustat Abdul Latif Spd, Kesbangpol Kota Bitung Kabid
Organisasi dan Agama, Irving Manurib, Ketua Penasehat LPM Kota Bitung, Jhon
Panelewan, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Asy – Syuhada, Karmin Mayau,
150 orang dari Agama Kristen dan 150 orang dari Muslim 150 orang.
Mari kita jadikanlah hidup ini dengan saling menjaga
perdamaian antar umat beragama dan tidak membedakan ras, suku, agama serta
golongan. Marilah kita jaga Kota Bitung dengan “Damai Itu Indah” seperti dikatakan dalam Ayat Alkitab Agama
Kristen Roma 12:18, Sedapat - dapatnya kalau hal itu bergantung padamu,
hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang, sedangkan Yohanes 14:27, Damai sejahtera kutinggalkan
bagimu, damai sejahtera kuberikan kepadamu dan apa yang kuberikan tidak seperti
yang diberikan oleh dunia kepadamu, janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Sedangkan dalam ajaran Agama Islam menjelaskan, Allah
SWT menciptakan manusia dengan tingkat keragaman yang cukup unik, mulai dari
warna kulit, bentuk rambut, bentuk hidung, maupun postur tubuh. Dalam
kapasitasnya sebagai makhluk sosial, manusia terdiri atas berbagai suku bangsa,
agama, ras, golongan, perbedaan itu bukan untuk saling bersaing, melainkan
untuk saling bersanding satu sama lainnya. Maka diperlukan adanya pedoman dalam
hidup bermasyarakat. Oleh sebab itu, Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (Rahmat
Bagi Semesta Alam) mengajarkan kepada umatnya untuk mencintai sesama, tanpa
membeda - bedakan agama, golongan agar bisa tercipta kerukunan dan kedamaian.
Lurah Girian Permai Bitung, Raigen Sendukh SH
mengatakan, diharapkan kepada kedua pihak agar bisa menahan diri dan jangan
gampang terprovokasi dengan orang – orang yang tidak bertanggung jawab. Mari
kita sama – sama menjaga Kota Bitung dengan aman dan damai.