Reportase Sulut - Program selamatkan Yakin
terus – menerus disebar luaskan, kali ini, Selasa (08/09), GMIM Sentrum Bitung menyelenggarakan satu acara baru bagi para pendeta
dan Hamba Tuhan yang ada di Bitung, Lembeh dan Airmadidi.
Acara yang
berkenaan dengan konservasi ini diselenggarakan oleh Program Selamatkan Yaki
bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bitung yang
didukung oleh BPPMJ Sentrum Bitung.
Sedangkan untu tujuan dari acaranya yakni :
1. Untuk mengidentifikasi hubungan antara Kekristenan dan
konservasi,
2. Untuk mengawali
pengembangan materi konservasi yang bisa diterapkan gereja, dan (Sylabus untuk
anak sekolah minggu),
3. Untuk memulai kolaborasi kegiatan konservasi dengan gereja-gereja
di Bitung dan sekitarnya.
Perlu disadari, bahwa peran gereja dalam konservasi sangat penting sekali,
dimana umat
manusia telah diberikan tanggung jawab untuk mengelola bumi sejak manusia
pertama diciptakan. Peran gereja disini untuk lebih mengingatkan dan memotivasi umat
menurut firman untuk bersama melestarikan alam ciptaan Tuhan.
Dalam Workshop ini,
para pendeta
dan hamba
Tuhan diberikan bekal mengenai konservasi umum dan khusus tentang Macaca Nigra
(Yaki atau monyet hitam) dan etika lingkungan dan kekristenan serta hak - hak Binatang. Pembicara yang akan terlibat yaitu Bapak Wakil
Walikota Max Lomban SE Msi, Ibu Jelty Ochotan sebagai Pembantu Dekan III
UKITomohon
dan Stephan Lentey dari Macaca Nigra Project.
Program Selamatkan
Yaki terus berupaya mengkampanyekan pelestarian satwa Yaki ini agar supaya
pengetahuan dan pengertian masyarakat tentang Macaca nigra yang sudah hampir punah bisa dipahami lebih serta
masyarakat mampu dengan kesadaran melestarikan satwa endemik (cuma ada di
Sulawesi Utara). Serta terhindar dari jerat hukum karena memelihara atau
memperdagangkan sesuai dengan Undang -
Undang no 5 tahun 1990 tentang Macaca nigra sebagai salah satu species yang dilindungi.
Peserta workshop
yang terundang berasal dari gereja
- gereja
yang tersebar di Bitung, Airmadidi khususnya seputaran Cagar Alam Tangkoko,
dimana Yaki dan binatang liar lain masih bisa hidup di tempat alaminya.
Selamat melayani
para pendeta dan Hamba Tuhan, biarlah segala makhluk ciptaan Tuhan bisa hidup bersama
secara berdampingan sehingga keseimbangan alam Sulawesi akan lebih
terjaga.