Reportase Sulut.com - Tanggal 13 Desmber merupakan Hari
Nusantara yang diperingati dengan Deklarasi Djuanda d
icetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawijaya, merupakan sebuah pernyataan mengenai wilayah luas Indonesia secara nyata, bahwa laut Indonesia adalah perairan diantara ada didalam Kepulauan Indonesia, Selasa (15/12).
icetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawijaya, merupakan sebuah pernyataan mengenai wilayah luas Indonesia secara nyata, bahwa laut Indonesia adalah perairan diantara ada didalam Kepulauan Indonesia, Selasa (15/12).
Tidak
ada lagi laut bebas diantara pulau - pulau Indonesia. Dengan pandangan
visionernya, para pendiri Republik ini melihat bahwa laut teritorial yang hanya
dibatasi sejauh 3 mil akibat warisan Imperialisme, akan membawa dampak negatif.
Hal ini membahayakan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), yang pada akhirnya wilayah Indonesia terkotak
- kotak jarak antara satu pulau dengan
yang lain, ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dalam
sambutan yang dibacakan oleh Asops Danlantamal VIII Manado, Kolonel Laut (P) A M
Susanto SW selaku Irup di Hari Nusantara Tahun 2015 yang dilaksanakan di Mako
Lantamal VIII Manado, Senin kemari 14/12/2015.
Perjuangan
mempertahankan kepentingan nasional berujung pada pengakuan Indonesia sebagai
negara kepulauan terbesar didunia (The
Biggest Archipelagic State) pada tahun 1982 seperti tercantum didalam konvensi
hukum laut internasional. Maka dari itu, tidak beralasan bagi kita untuk tidak
memperingatinya setiap tahun. Deklarasi Djuanda tersebut mengandung makna dan
arti sebagai penyatuan wilayah NKRI serta kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan.
Peringatan
Hari Nusantara bertujuan untuk mengingatkan kembali serta mengubah Mindset bangsa Indonesia mengenai ruang
hidup dan ruang juang yang berimbang antara matra darat dan matra laut. Dengan
visi Presiden Joko Widodo mengenai poros Maritim Dunia, diharapkan akan mewujud
dalam bentuk Indonesia sebagai kekuatan maritim yang bersatu (Unity), sejahtera (Prosperity), dan Berwibawa (Dignity).
Poros maritim dapat dipahami sebagai sebuah doktrin yang memberi arahan
mengenai tujuan bersama. Ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia diharapkan
dapat melihat dirinya sebagai “Poros Maritim Dunia, kekuatan diantara dua
Samudera”.
Puncak
acara peringatan Hari Nusantara 2015 kali ini, dipusatkan di Pelabuhan
Perikanan Lampulo Banda Aceh dengan Tema “Kekayaan Energi dan sumber daya mineral
untuk pembangunan Indonesia sebagai poros maritim guna mewujudkan kejayaan dan
kemakmuran bangsa”. Makna dari tema ini adalah mengingatkan kembali
bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kaya, oleh sebab itu, segala bentuk sumber
daya alam khususnya yang dapat diperbaharui haruslah digunakan sebesar - besarnya
untuk kepentingan rakyat, guna mewujudkan cita - cita besar para pemimpin kita
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.