Kasal : Peringati HUT ke – 53 Kowal, Mari Kita Semua Mengenang Sejarah Pejuang Wanita Indonesia -->

Iklan Semua Halaman

Kasal : Peringati HUT ke – 53 Kowal, Mari Kita Semua Mengenang Sejarah Pejuang Wanita Indonesia

Rabu, 06 Januari 2016
Reportase Sulut.com - Korps Wanita TNI Angkatan Laut (Kowal) memperingati HUT yang ke - 53 di Tahun 2016, secara serempak ditandai dengan upacara militer dan syukuran yang bertempat di masing - masing Satuan dan Kotama TNI AL diseluruh Indonesia. Tema yang diangkat pada HUT ke - 53 kali ini adalah “Prajurit Hebat dan Bermartabat”, Rabu (06/01).

Sedangkan khusus Lantamal VIII Manado, Selasa kemarin (05/01), menggelar upacara secara sederhana. Bertindak Selaku Inpektur Upacara (Irup) yaitu, Laksamana TNI Manahan Simorangkir SE MSc dan diikuti oleh seluruh personel Lantamal VIII Manado serta Yon Marhanlan VIII Bitung.

Sambutan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi SE MAP yang dibacakan oleh Irup menjelaskan, dengan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat, bimbingan dan perlindungannya, sehingga prajurit Kowal dapat memberikan pengabdian terbaiknya selama 53 tahun. Momentum ini sekaligus untuk mengevaluasi dan melakukan introspeksi diri dalam menilai sejauh mana pengabdian dan kinerja Kowal dalam menjalankan peran, tugas dan fungsinya dalam organisasi.

Lanjutnya lagi, dari kilas balik perjalanan pengabdian Kowal, saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk mengenang sejarah emansipasi wanita di Indonesia. Tokoh Raden Ajeng Kartini, merupakan sosok yang melegenda dan menjadi simbol bagi perjuangan kaum wanita, khususnya dalam memperjuangkan persamaan hak bagi kaum wanita dalam bidang pendidikan.

Selain kartini, beberapa tokoh wanita juga memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, sehingga nama - namanya kita abadikan menjadi nama kapal perang dan gedung kesatrian TNI Angkatan Laut seperti Dewi Sartika yang memberikan sumbangsihnya di bidang pendidikan, Cut Nyak Dien dan Cut Meuthia yang ikut berjuang mempertahankan Aceh dari penjajahan Belanda, Malahayati sebagai Laksamana wanita pertama di dunia yang mampu memimpin armada laut kerajaan Aceh dalam melawan dan mengusir penjajah, Nyi Ageng Serang seorang pejuang pada masa perang Diponegoro dan Martha Christina Tiahahu yang berjuang mengangkat senjata melawan penjajah Belanda di Maluku.

Atas perjuangan dan semangat emansipasi yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan wanita tersebut, prajurit Kowal hendaknya dapat mengambil hikmah dan belajar bahwa untuk meraih sesuatu yang diinginkan perlu adanya perjuangan dan pengorbanan dengan tidak melupakan kodratnya sebagai wanita Indonesia, ujar Kasal.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, TNI Angkatan Laut telah memberikan kesempatan yang luas bagi anggota Kowal untuk mengikuti pendidikan didalam maupun diluar negeri untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan yang dipersyaratkan bagi organisasi, jelas Kasal.

Dalam meniti karier, prajurit wanita juga diberikan kesempatan yang sama dengan prajurit pria sesuai dengan kompetensi dalam bidang penugasan. “Salah satunya adalah penugasan prajurit wanita TNI Angkatan Laut sebagai ABK KRI berjenis Landing Platform Dock”. Dengan penugasan tersebut, maka pola dan sistem kerja prajurit Kowal harus dapat menyesuaikan segala aturan dan situasi yang ada. Dengan segala keterbatasan yang dihadapi, Kowal harus mampu dengan sigap dan tangkas serta dapat menjalin kerja sama yang solid dengan anak buah kapal lainnya, pungkas Kasal.