Kepala BNN Kota Bitung : LGBT Awalnya Dirangkul Ibu Normal Dan Kemudian Berkembang Biak Bentuk Komunitas -->

Iklan Semua Halaman

Kepala BNN Kota Bitung : LGBT Awalnya Dirangkul Ibu Normal Dan Kemudian Berkembang Biak Bentuk Komunitas

Minggu, 17 April 2016
Reportase Sulut.com - Mengantisipasi adanya fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat saat ini, Jumat kemarin (15/04), Pukul 10.00 Wita, Bitung Jurnali Club (JBC) bekerja sama dengan Kepala BNN Kota Bitung, mengadakan forum diskusi mengenai Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender (LGBT) dan dampaknya lem adiktif, komix dan obat lainnya, Senin (18/04).

Acara diskusi yang dilaksanakan di Warungnya Pak Pax, Kompleks Walikota Bitung, menjadi pembicara Kepala BNN Kota Bitung, Dr Tommy Sumampouw, dihadiri oleh pihak – pihak terkait seperti, Kepala Bagian Perempuan dan Anak Kota Bitung, Victorin Lengkong, Kepala Bagian Pemberdayaan Masyarakat Kota Bitung, Rahel Rotinsulu, Kepala Puspukti Kota Bitung, Feibe Maritje Makasidede Supit dan LSM Pasela, Samsi Hilma.

Dalam sambutannya, Sumampouw mengatakan, isu mengenai adanya LGBT di Kota Bitung sudah sejak dari Tahun 2013 silam. Yang mana, mereka mempunyai satu organisasi yang dipimpin oleh seorang ibu normal, kemudian ia merangkul anak – anak yang usianya sudah dewasa dan kelihatannya sudah menyimpang.

“Berdasarkan laporan dari masyarakat, Intel Polres dan Kodim, jumlah LGBT di Kota Bitung sangat banyak dan memiliki beberapa komunitas, bahkan dari meraka memilih diam dan tidak beraktifitas seperti biasa, bahkan tidak menunujukkan eksitensinya”, jelas Sumampouw.

Terkait LGBT, merupakan pelajaran bagi kita semua, sebab bagi kami di BNN itu sendiri menyebutnya LGBT merupakan perilaku yang rentan. Akibat perilaku meraka akhirnya ditolak oleh teman serta lingkungan dan akhirnya meraka melarikan diri dengan menggunakan bahan lem adiktif, komix dan obat lainnya untuk menompang gaya hidup meraka, pungkas Sumampouw.  

Sedangkan Kepala Bagian Perempuan dan Anak Kota Bitung, Victorin Lengkong menjelaskan, mengenai LGBT, kami tidak pernah menerima keluhan atau pengaduan dari masyarakat. Yang kami ketahui ada fenomena yang terjadi, begitu kami telusuri, tidak ada pengakuan sama sekali, untuk usia anak memang dari masa lunak sampai 18 Tahun, bukan berarti anak – anak yang mengajak, tetapi orang dewasa pun sudah terang – terangan menunjukkan perlakuan seperti ini.

Menanggapi isu LGBT, agar tidak mencuat di Kota Bitung, Bitung Jurnalis Club berharap, melalui diskusi bisa memberikan ilmu dan wawasan bagi masyarakat, lebih khususnya bagi kalangan anak muda sekarang, agar mencegah terjadinya LGBT di lingkugan sekitar.

Bahkan kami mengecam keras kelompok LGBT, serta pihak yang melegalkan LGBT, karena diskusi ini mengupas LGBT dari perfektif hukum ajaran agama.  Kami berharap, pihak terkait sesepatnya mengambil langkah tegas untuk mengantisipasi hal ini jangan sampai menyebar ke lingkungan masyarakat serta para generasi muda.