Reportase Sulut.com - Mengantisipasi adanya fenomena yang terjadi dikalangan
masyarakat saat ini, Jumat kemarin (15/04), Pukul 10.00 Wita, Bitung Jurnali Club
(JBC) bekerja sama dengan Kepala BNN Kota Bitung, mengadakan forum diskusi
mengenai Lesbian, Gay, Bisexual,
Transgender (LGBT) dan dampaknya lem adiktif, komix dan obat lainnya, Senin (18/04).
Acara diskusi yang
dilaksanakan di Warungnya Pak Pax, Kompleks Walikota Bitung, menjadi pembicara Kepala
BNN Kota Bitung, Dr Tommy Sumampouw, dihadiri oleh pihak – pihak terkait
seperti, Kepala Bagian Perempuan dan Anak Kota Bitung, Victorin Lengkong,
Kepala Bagian Pemberdayaan Masyarakat Kota Bitung, Rahel Rotinsulu, Kepala
Puspukti Kota Bitung, Feibe Maritje Makasidede Supit dan LSM Pasela, Samsi Hilma.
Dalam sambutannya,
Sumampouw mengatakan, isu mengenai adanya LGBT di Kota Bitung sudah sejak dari
Tahun 2013 silam. Yang mana, mereka mempunyai satu organisasi yang dipimpin
oleh seorang ibu normal, kemudian ia merangkul anak – anak yang usianya sudah
dewasa dan kelihatannya sudah menyimpang.
“Berdasarkan laporan
dari masyarakat, Intel Polres dan Kodim, jumlah LGBT di Kota Bitung sangat banyak
dan memiliki beberapa komunitas, bahkan dari meraka memilih diam dan tidak
beraktifitas seperti biasa, bahkan tidak menunujukkan eksitensinya”, jelas
Sumampouw.
Terkait LGBT, merupakan
pelajaran bagi kita semua, sebab bagi kami di BNN itu sendiri menyebutnya LGBT
merupakan perilaku yang rentan. Akibat perilaku meraka akhirnya ditolak oleh
teman serta lingkungan dan akhirnya meraka melarikan diri dengan menggunakan
bahan lem adiktif, komix dan obat lainnya untuk menompang gaya hidup meraka,
pungkas Sumampouw.
Sedangkan Kepala
Bagian Perempuan dan Anak Kota Bitung, Victorin Lengkong menjelaskan, mengenai
LGBT, kami tidak pernah menerima keluhan atau pengaduan dari masyarakat. Yang
kami ketahui ada fenomena yang terjadi, begitu kami telusuri, tidak ada
pengakuan sama sekali, untuk usia anak memang dari masa lunak sampai 18 Tahun, bukan
berarti anak – anak yang mengajak, tetapi orang dewasa pun sudah terang –
terangan menunjukkan perlakuan seperti ini.
Menanggapi isu LGBT, agar
tidak mencuat di Kota Bitung, Bitung Jurnalis Club berharap, melalui diskusi bisa
memberikan ilmu dan wawasan bagi masyarakat, lebih khususnya bagi kalangan anak
muda sekarang, agar mencegah terjadinya LGBT di lingkugan sekitar.
Bahkan kami mengecam
keras kelompok LGBT, serta pihak yang melegalkan LGBT, karena diskusi ini
mengupas LGBT dari perfektif hukum ajaran agama. Kami berharap, pihak terkait sesepatnya
mengambil langkah tegas untuk mengantisipasi hal ini jangan sampai menyebar ke
lingkungan masyarakat serta para generasi muda.