Perayaan Ketupat di Kelurahan Kakenturan 1, Dirangkaikan Dengan Penandatanganan Deklarasi Damai -->

Iklan Semua Halaman

Perayaan Ketupat di Kelurahan Kakenturan 1, Dirangkaikan Dengan Penandatanganan Deklarasi Damai

Rabu, 13 Juli 2016
Reportase Sulut.com - Gebyar Hari Raya Ketupat yang dilaksanakan di Kelurahan Kakenturan I, Kecamatan Maesa, Rabu (13/07), dirangkaikan dengan deklarasi damai dalam menjaga kerukunan beragama di Kota Bitung.

Kegiatan yang mengambil Tema "Damai Mulai Dari Pa Torang" diawali dengan doa bersama oleh para tokoh agama dan menandatangani damai di baliho deklarasi yang disaksikan oleh Plt Sekretaris Daerah Kota Bitung, Drs Malton Andalangi, Kepala Kantor Agama Kota Bitung, Camat Maesa dan para pejabat lingkup Pemkot Bitung.

“Sambutan salah satu tokoh agama, Mochtar Ishak mengatakan, bahwa kegiatan perayaan Ketupat merupakan kegiatan tahunan yang diperingati tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Perayaan seperti ini, selain warga muslim, kami juga  melibatkan warga non muslim, karena kerukunan dan kebersamaan kami sudah terpelihara sejak lama”.

Tambahnya lagi, terkait isu provokatif  yang sempat beredar ditengah masyarakat, saya harap masyarakat untuk tidak mudah percaya denga isu semacam itu. Kalau perlu, kita harus berkoordinasi dengan pihak terkait seperti, BKSUA, FKDM dan aparat kepolisian.

Sementara Andalangi sangat mengapresiasi dengan pelaksanaan kegiatan tersebut, bahwa makna religi terkandung nilai positif  dengan mengajak para pemuda remaja untuk menumbuhkan rasa cinta damai dengan menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan saling menghormati agama yang satu dan yang lainnya.

"Saya salut para pemuda remaja disini yang mampu memberikan terobosan positif mengajak semua masyarakat untuk cinta damai, sehingga memberikan teladan yang patut dicontohi pemuda remaja lainnya", jelas Andalangi.

Hal seperti ini, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk terus menjaga dan memelihara perdamaian yang selama ini terjaga di Kota Bitung. Masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan oknum tertentu yang bertujuan memecah belahkan dan mengancam keutuhan persatuan di Kota Bitung, pungkas Andalangi.