Kakauhe : Tirayoh Jangan Pelit Memberikan Data Persoalan Dana Raskin Ke Wartawan -->

Iklan Semua Halaman

Kakauhe : Tirayoh Jangan Pelit Memberikan Data Persoalan Dana Raskin Ke Wartawan

Kamis, 02 Februari 2017
Reportase Sulut.com - Sejumlah oknum Lurah yang masih menunggak penyetoran uang raskin, diduga sampai batas waktu Januari 2017, belum semuanya melakukan pelunasan, Jumat (03/01/17).

Buktinya, Kabag Perekonomian dan SDA Kota Bitung, Andrias Tirayoh, Kamis (02/01/17), saat dikonfirmasi mengatakan, salah satu stafnya masih sementara menginput data kelurahan mana yang sudah menyetor.  
  
Begitu ditanya Reportase Sulut.com, batas waktu untuk mendapatkan data finalnya jam berapa, ia katakana sampai sore. Begitu, kami mendatangi kembali kantornya, staf memberitahukan bahwa bapak sedang mengikuti rapat.

Kurang lebih dari 1 jam menunggu dikantornya, Tirayoh tak kunjung datang dan akhirnya kami beranjak pergi. Begitu ditelefon oleh Biro Cahaya Siang, Tirayoh menjawabnya bahwa ia sudah dalam perjalan pulang ke rumah.

Sebenarnya, apa yang dirahasiakan Tirayoh, sehingga untuk memberikan data saja, menghindar dari kami. Padahal, statement ia sampaikan beberapa hari lalu, batas waktu penyetoran diberikan kepada sejumlah oknum Lurah sampai akhir Januari 2017.

Apabila, batas waktu belum juga ada pelunasan, Lurah tersebut akan berurusan dengan aparat penegak hukum. Namun, fakta ditemukan dilapangan, Lurah yang belum melakukan pelunasan, belum diproses secara hukum.

Tidak transparannya Tirayoh kepada wartawan, salah satu personil LSM LIRA, Sanny Kakauhe akhirnya angkat bicara.

Menurut Kakauhe, merujuk dari UU tentang keterbukaan informasi publik yang berkaitan dengan kegiatan bersumber dari anggaran APBN atau APBD, wajib diinformasikan ke publik atau masyarakat.

Persoalan raskin ini, seharusnya pejabat terkait harus memberikan informasi ke masyarakat. Jika informasi itu tidak informasikan, tentunya perlu kami pertanyakan, jelasnya.

Saya berharap kepada Walikota Bitung, untuk mengevaluasi ketika ada program pemerintah tidak tersosialisasi sampai ke masyarakat tingkat bawah, karena kurangnya pejabat memberikan informasi, kuncinya.