![]() |
Bupati Talaud, Sri Wahyumi Manalip |
Reportasesulut.com- Hal ini mungkin terkesan sepele bagi mereka yang punya penghasilan lebih dan jabatan tinggi. Kisah seorang guru yang tak ingin namanya disebutkan.
Sambil menunggu antrian kendaraan laut"speed", ditemui, wajah guru itu tampak lesu di pelabuhan Melonguane, 11/2/2019. Mengapa tidak, barusan beliau pulang dari Kantor Badan Pengelolah Keuangan Kabupaten Kepulauan Talaud. Hendak melaporkan diri, karena gaji februarinya kurang. Jumlah transfer tidak sesuai status Surat Kepegawaian terakhir. Harusnya gaji full 100%. Tapi, entah kesalahan apa, gajinya masih berstatus 80%. Padahal, beliau sudah memenuhi segala persyaratan perahlian status ke badan tersebut.
"Mungkin ini hal sepele buat mereka, tapi bagi saya, ini hal yang urgent. Betapa berharganya selisi itu, kini harus tertunda. Apa lagi, ketika hendak tiba di Kantor itu, ingin melapor dan menanyakan sebab masalah tersebut, semua yang berkepentingan di sana tidak ada. Katanya lagi berangkat" Ungkap Ibu Guru yang terlihat sebagai pendatang.
Sempat dikatakan salah satu pegawai BPKD, kalau hal ini bisa jadi "human error". Ada sedikit kekhilafan bagian insert aplikasi.
"Memang, setiba di sana, ada salah satu pegawai bilang kalau hal ini faktor khilaf. Nanti tinggal melapor saja. Tapi nanti balik aja dulu karena orang yang mengimput data, sedang berangkat" Sambung Guru itu.
Sedih juga mendengarnya. Tapi, ketegaran diri nampak masih terlihat di area mata guru tersebut. Ia hanya berupaya melapor. Jangan-jangan ada kesalahan berarti. Namun, syukur ini hanya soal kekhilafan. Dan masalah ini bisa teratasi dengan melakukan sistem selisi. Demikian keterangannya.
"Berharap, hal ini tidak sering terjadi. Agar tidak ada guru yang direpotkan lagi soal gaji. Sekiranya, kita sama-sama saling melayani. Punya daya tanggung jawab tinggi terhadap fungsi kerja masing-masing" Terangnya.
Dan beliaupun berharap. Agar Bupati bisa mengetahui hal-hal kecil seperti ini. Agar kelak nanti, sisi ini bisa terkontrol dan terdorong untuk melayani hak-hak Guru dengan ketulusan dan komitmen yang tidak main-amin.
"Secara pribadi, saya akan berupaya melayani dengan segenap hati dan komintem tinggi sebagai Guru. Membimbing dan mendidik anak-anak daerah kepulauan ini. Sejatinya, saya anggap mereka yang di atas sana adalah orang tua saya yang harus teliti dan peduli akan anaknya. Dan orang yang bijaksana itu bisa juga Bupati. Berharap, bupati bisa mengetahui hal kecil ini dan sedikit menegur mereka. Karena, sebagai guru, kami juga sering ditegur. Bahkan sering juga di "pukul" agar bekerja dengan sunguh-sungguh" Tutupnya lirih. (JL)