Burhan Zahim,
GM. PT. ASDP Indonesia Ferry. Tbk, Bitung.
Keduanya dilarang berangkat melalui Pelabuhan Ferry milik PT. ASDP Indonesia Ferry di Bitung guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Menurut General Manager PT. ASDP Bitung, Burhan Zahim, pihaknya menerapkan dengan ketat protokol Covid-19 terhadap seluruh pengguna jasa angkutan Ferry sejak pandemi melanda seantero negeri.
PT. ASDP kini tidak melayani lagi angkutan untuk penumpang dan hanya melayani angkutan logistik dari Bitung ke sejumlah daerah seperti Ternate, Tobelo serta Talaud dan daerah lainnya. Demikian pula sebaliknya, hanya muatan logistik yang diperbolehkan masuk ke pelabuhan ferry.
Bahkan, seluruh sopir truk harus dibekali surat keterangan sehat dari daerah masing-masing jika ingin menggunakan jasa angkutan penyeberangan milik PT. ASDP.
"Ini semua adalah upaya kami untuk mencegah penyebaran Covid-19, jadi semua sopir harus diperiksa kesehatannya. Jika mereka sehat, kami muat dan jika tidak sehat, ya kami tidak muat. Karena di atas kapal ada kru kami juga yang harus kami jaga," tegas Burhan Zahim, GM. PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bitung.
Setiap harinya, ratusan truk ekspedisi masuk dan keluar dari pelabuhan penyeberangan ferry di Aertembaga, Bitung. Mereka mengangkut berbagai kebutuhan logistik untuk dipasok di sejumlah daerah di wilayah timur Indonesia.
Untuk pemeriksaan kesehatan, PT. ASDP bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bitung yang tugasnya memeriksa kesehatan para sopir yang hendak berangkat meninggalkan Kota Bitung dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang bertugas memeriksa seluruh muatan termasuk penumpang dan kru kapal ferry yang tiba di pelabuhan penyeberangan ferry, Bitung. (Adj)