Kalapas Kelas
II B Papakelan Tondano, Mulyoko
SH
Reportasesulut.com- Tondano - Lembaga Pemasayarakatan (Lapas) Kelas II B Papakelan Tondano, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), terus berbenah.
Lembaga
pemasyarakat yang kini dinahkodai Kalapas Mulyoko SH, menargetkan tahun 2020
meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dari Kementerian Hukum dan HAM RI.
Diungkapkan
Kalapas Kelas II B Papakelan Tondano Mulyoko SH, langkah pertama yang dilakukan
pihaknya dalam rangka meraih predikat WBK adalah menata kedispilinan pengawai
(internal).
“Meraih WBK itu
berat. Dibutuhkan tekad dan komitmen yang kuat dari seluruh pegawai Lapas. Ini
fokus utama yang sedang kita bentuk diinternal pegawai,” tegas Mulyoko saat
bersua dengan para awak media, Jumat (19/6/2020) di Kompleks Lapas Tondano.
Dijelaskan
mantan Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Putussibau, Kalimantan Barat ini, predikat
WBK akan disamatkan apabilah Lapas bisa melakukan seluruh pelayanan
pemasyarakatan secara maksimal sesuai SOP.
“Mulai dari
kunjungan, pemberian remisi, cuti bersyarat (CB), dan pelaksanaan pembebasan
bersyarat (PB) semua tanpa biaya. Ini penilaiannya. Jika masih ditemukan, kita
tidak bakalan dapat predikat itu (WBK),” papar Mulyoko.
Lebih lanjut,
Mulyoko mengaku optimis pembenahan demi pembenahan pelayanan yang terus
dilakukan pihaknya, akan mengantarkan Lapas Tondano menyabet predikat WBK tahun
2020.
“Awal Juni kita
dinilai untuk administrasinya oleh TPI. Tadi malam baru keluar hasil
penilaiannya, dan alhamdulilhah kita dapat nilai 78,1 dari standar 75 untuk
bisa diusulkan masuk sebagai Lapas penerima predikat WBK,” ungkap Mulyoko.
Sambungnya,
untuk penilaian sendiri sebenarnya sudah dimulai pada awal Januari lalu. Hanya
saja karena ada covid19 maka baru akan dilanjutkan bulan Agustus mendatang.
“Sedangkan hasil
penilaian sendiri atau pemberian predikat WBK keluar awal tahun Januari 2021,”
tukas Mulyoko sembari menambahkan, jika sudah meraih predikat WBK, tahun
berikutnya pihaknya akan mengejar WBBM atau Wilayah Birokrasi Bersih Melayani.
“Kita terbuka
banget mengenai pelayanan di Lapas. Tidak ada ditutup-tutupi. Teman-teman
wartawan juga bisa datang dan menilai langsung,” ajak Mulyoko. (Alo).