Bank Sampah di Desa Sarawet, Junith; Satu Minggu bisa 50 Kg -->

Iklan Semua Halaman

Bank Sampah di Desa Sarawet, Junith; Satu Minggu bisa 50 Kg

Jumat, 29 Juli 2022


Bank Sampah di Desa Sarawet Likupng Timur, Minahasa Utara

Reportasesulut.com- Saat ini, Likupang masuk sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Imbasnya, desa sekitar di Minahasa Utara mulai lalu lalang kunjungan wisatawan luar. 

Menyadari hal di atas, masalah yang masih terdengar adalah sampah. Banyak kunjungan mengeluh soal sampah. Demikian kata Junith Rondonuwu.

Sebagai penggerak komunitas cinta alam, Junith berhasil menarik nurani anak-anak pendaki gunung. Dan terus menebar ajakan dalam halaman facebook yang awalnya, diakuinya, hanya coba-coba, kini mulai terlihat dampak kegiatannya.

"Komunitas ini bukan sekedar melakukan pendakian saja, tapi menerapkan kurikulum bagaimana kepedulian terhadap lingkungan pada saat melakukan pendakian. Komunitas ini juga sering melakukan kegiatan bersih-bersih pantai di Likupang yakni pantai pall dan pulisan" Ucap Junith, si wanita hobi bermain kayak itu.

Alasan Junith jelas, ia ingin memerangi masalah sampah. Dan menyumbang solusi produktif mulai dari tempat ia berada. 

Desa Sarawet Likupng Timur, Minahasa Utara, ia mulai mengagas  bank sampah. 

Ide bank sampah lahir karena dilihatnya, jumlah sampah yang berasal dari pengunjung pantai sangat banyak dan bisa di reused atau recycle seperti sampah plastik. “Jumlah sampah plastic yang terkumpul dalam kurun waktu satu minggu bisa mencapai 50 Kg” Lanjut Junith.

Hingga saat ini komunitas pecinta alam sudah memiliki sekitar 20 anggota seperti anak-anak muda dan ibu rumah tangga yang berasal dari daerah likupang raya. 

"Sampah ini selain di jual ke penadah dengan harga Rp. 2.000/ kg digunakan juga untuk membuat kerajinan seperti kursi sofa." 

Harapan Judith kedepan kiranya masyarakat peduli akan lingkungan dan pemerintah bisa memberikan bantuan dalam hal transportasi karena untuk menutupi biaya angkut sampah yang cukup mahal. (Octa)